Keterangan rumus:
ρa : hambatan jenis material (ohm-meter)
k : konstanta yang dipakai
R : resistivity
V : beda potensial (mV)
I : kuat arus (mA)
Besarnya
nila k (konstanta) berbeda tiap segmen kedalamannya, semakin kedalam
semakin besar nilai K. Nilai resistivitas yang diperoleh pada saat
pengukuran dilapangan dimasukkan ke dalam software X2IPI yang akan
menghasilkan data nilai resisitivitas tanah semu atau bukan nilai yang
sebenarnya. Untuk memperoleh nilai yang sebenarnya perlu dilakukan
inversi dari nilai resistivitas semu menggunakan software Res2DInv.
Hasil yang dihasilkan oleh software Res2Dinv merupakan data stratigrafi
yang berupa data nilai resistivitas dan mempunyai nilai error. Nilai
error pada data ini bisa disebabkan oleh nilai ekstrim suatu data yang
diakibatkan oleh kesalahan pembacaan atau juga dapat disebabkan oleh
kondisi alam.
Data
yang dihasilkan harus diinterpretasi dengan cara melihat tabel nilai
tahanan jenis tiap batuan dari M.H. Loke (1999), kemampuan
penginterpretasi sangat berpengaruh terhadap hasilnya. Nilai tahanan
jenis suatu lapisan batuan atau material berbeda-beda, faktor-faktor
yang mempengaruhi perbedaan nilai tahanan jenis adalah: jenis bahan
penyusun, kemampuan bahan, porositas, ukuran dan bentuk pori-pori bahan,
kandungan dan mutu air serta suhu setiap bahan penyusun formasi batuan
(Langgeng,dkk 2006).
Interpretasi
dilakukan untuk mengetahui jenis dan susunan material berdasarkan nilai
resistivitas dan pola distribusinya. Interpretasi dilakukan berdasarkan
tabel resistivitas material menurut Loke (2000), Milsom (2003), atau Lowrie (2007).
Tabel nilai tahanan jenis batuan (M.H. Loke)
Tabel nilai tahanan jenis batuan (Lowrie & Milsom)
Data
yang diperoleh dari pengukuran lapangan merupakan data yang
menggambarkan nilai resistivitas semu sehingga tidak merepresentasikan
kondisi sebenarnya. Data yang ada dilapangan harus diolah terlebih
dahulu untuk memperoleh nilai resistivitas sebenarnya. Pengolahan
pertama menggunakan software X2IPI untuk mengolah data lapangan untuk
menggambarkan stratigrafi semu. Software ini mengolah nilai apparent resistivity dari data lapangan. Nilai k (konstanta) diperoleh dari software ini, nilai k semakin kebawah semakin besar.
Pengolahan
data selanjutnya adalah memasukkan data ke software Res2Dinv untuk
memperoleh nilai resistivitas sebenarnya. Data yang berasal dari
software X2IPI di convert ie2dp agar bisa diolah oleh software Res2Dinv.
Data nilai resistivitas semu di inversi menggunakan software ini
sehingga diperoleh nilai resistivitas sebenarnya. Dalam software ini
kita dapat mengetahui tingkat error data. Error data dapat disebabkan oleh nilai ekstrim suatu data yang diakibatkan oleh kesalahan pembacaan atau juga dapat disebabkan oleh kondisi alam.
Data nilai resistivitas sebenarnya yang dihasilkan harus diolah menggunakan software RockWords
untuk memperoleh gambaran secara 3D. Pengolahan data menggunakan
software ini dilakukan dengan cara mengubah data stratigrafi menjadi
data bor, semakin banyak data bor yang dibuat maka tingkat keakuratannya
akan semakin baik. Data bor yang dibuat juga harus mempunyai koordinat
yang nantinya akan dimasukkan dalam software ini sehingga dapat
menghasilkan gambaran secara 3D
Contoh hasil interpretasi hasil nilai tahanan jenis batuan menggunakan software Res2DInv
Contoh pengolahan data resistivitas menggunakan software RockWorks14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar